Unik dan Penuh Filosofis! Ini 3 Tradisi Bayi yang Menggunakan Emas di Dalamnya
Semar Nusantara2025-10-30T16:00:21+07:00Tidak hanya orang dewasa saja yang mempunyai tradisi melibatkan sebuah emas di dalamnya. Di beberapa negara atau kepercayaan, bayi pun juga melewati sebuah tradisi di umur tertentu yang penuh makna filosofis. Tradisi-tradisi tersebut merupakan bagian dari kebudayaan leluhur yang sudah ada sejak jaman dulu. Tradisi yang dilakukan biasanya ditujukan untuk hal-hal positif seperti harapan hidup hingga doa baik untuk anak. Semar Nusantara telah merangkum 3 tradisi bayi yang menggunakan emas sebagai salah satu bagian dari alat prosesinya!
Tedhak Siten
Tedhak siten merupakan tradisi yang berkembang di Jawa dan dilaksanakan ketika bayi berumur 7 bulan. Rangkaian upacarnya tergolong panjang seperti membersihkan kaki, berjalan di atas jadah, menyusuri tangga tebu, masuk kurungan ayam, memandikan anak, hingga udhik-udhik. Nah, peran perhiasan emas akan terlihat ketika anak masuk ke dalam kurungan ayam. Kurungan ayam akan diisi oleh mainan, buku, uang, hingga perhiasan emas yang menyimbolkan kehidupan masa depan anak. Nantinya barang yang diambil anak akan melambangkan profesinya di kemudian hari. Jika anak memilih perhiasan emas, dimaksudkan ia akan diberi kelimpahan harta dan kejayaan dalam hidupnya.
Perayaan Doljanchi
Selanjutnya upacara yang hampir mirip dengan tedhak siten adalah perayaan doljanchi asal Korea. Perayaan ini digelar pada ulang tahun pertama bayi dan sebagai bentuk rasa syukur atas kesehatan serta tumbuh kembang sang anak. Upacara ini juga dirayakan untuk meramal profesi anak ketika ia besar nantinya. Doljabi menjadi prosesi yang paling menonjol di mana anak nantinya akan memilih salah satu barang yang disedikan. Barang yang diletakkan biasanya benang, beras, busur panah, alat medis, hingga uang ataupun emas. Emas di sini perlambangnya sama seperti tedhak siten yaitu sebagai simbol kemakmuran dan kesejahteraan anak nantinya.
Upacara Neu Bulanin
Upacara ini adalah upacara tradisional Bali yang sering disebut juga sebagai tigang sasih. Neu Bulanin dilaksanakan untuk menyambut kehadiran bayi dan penyucian secara religius. Upacara yang dilaksanakan ketika bayi berusia 3 bulan ini menjadi salah satu adat penting yang ada di dalam agama Hindu Bali. Nantinya bayi akan disucikan dengan tirtha panglukatan dan tirtha pangening yang dipercikan ke bayi dan sesaji. Nah, jika bayi menggunakan perhiasan, maka perhiasan pun akan disucikan juga. Perhiasan tersebut melambangkan bahwa jiwa telah sepenuhnya hadir dalam diri seorang bayi. Kemudian ada juga perhiasan khusus bernama “badong” yang bentuknya seperti liontin kecil untuk menyimpan ari-ari dan berfungsi sebagai penjagaan untuk bayi.
Tradisi-tradisi di atas sebenarnya juga mengajarkan pada kita untuk menghargai kehadiran sang anak lewat momen berharga. Buat kamu yang ingin merayakan momen berharga bersama anak, jangan lupa ajak Semar Nusantara untuk menghiasinya, yah! Karena setiap kilau yang tersimpan dalam perhiasan kami membawa nilai sentimental yang kelak menjadi media penyimpan memori indah anakmu.
Dapatkan beragam informasi seputar koleksi terbaru perhiasan anak dan diskon menggiurkan dari kami di instagram @semarnusantadakids.