Seminggu Jelang Lebaran, Harga Emas Naik atau Turun?
Semar Nusantara2022-12-07T23:39:44+07:00Momen Ramadan dan Lebaran biasanya diikuti dengan kenaikan harga-harga barang, termasuk emas. Permintaan emas selama Ramadan cenderung cukup tinggi. Emas menjadi salah satu barang yang diincar menjelang lebaran. Kenaikan permintaan ini salah satunya dibarengi dengan meningkatnya pendapatan masyarakat karena mendapatkan Tunjangan Hari Raya.
Sepekan terakhir, harga emas di pasar nasional melemah sebesar 1,3%, seiring dengan harga emas di pasar global yang tergerus 0,7%. Pada perdagangan 25/4/2022, Semar Gold stabil di harga Rp.901.000,- dengan buyback Rp.883.000,- setelah sebelumnya sempat berada di harga Rp.918.000,- dan buyback Rp.890.000,- pada 21/4/2022. Berbeda dari tahun 2021, jelang lebaran tahun lalu harga emas melesat 1,8% mengikuti penguatan harga emas dunia.
Penurunan harga emas ini menunjukkan bahwa momen lebaran yang biasanya memicu kenaikan permintaan emas dan berpengaruh mendongkrak harga, ternyata tidak terjadi pada tahun ini. Pengaruh lockdown parsial di tengah pandemi Covid-19 menekan ekonomi dan daya beli masyarakat. Tak heran jika permintaan emas cenderung menurun. Meskipun mendapatkan Tunjangan Hari Raya, namun pembelanjaannya lebih ditujukan untuk keperluan konsumsi bukan investasi.
Meski demikian, harga emas kedepan diprediksi masih berpeluang menguat karena konflik Rusia dan Ukraina masih belum selesai serta adanya ancaman inflasi. Sehingga, ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli emas dengan tujuan investasi jangka panjang. Jadi, tak ada salahnya untuk mengalokasikan dana THR untuk membeli emas.
Tren membeli emas perhiasan ini sudah menjadi budaya di Indonesia. Alasan orang membeli emas jelang lebaran juga berbeda-beda. Ada yang untuk memaksimalkan penampilan saat bersilaturahmi, hingga untuk simpanan atau investasi. Sebab emas merupakan instrumen investasi jangka panjang yang berbeda dengan investasi lain. Harga emas cenderung stabil dan terus meningkat. Emas juga merupakan aset liquid yang dapat dicairkan dengan mudah jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Tak hanya di Indonesia, beberapa negara lain juga menempati posisi teratas sebagai konsumen emas terbesar di dunia. China menjadi negara posisi pertama yang banyak mengkonsumsi emas. Media China mengatakan bahwa saat ini investor lebih memilih berinvestasi emas dari pada instrumen investasi yang lain. Hal ini bukan tanpa alasan, di tengah ketidakpastian arus ekonomi, emas memiliki resiko yang lebih rendah.
Konsumen terbesar emas setelah China adalah India. Tak heran jika India menempati posisi kedua, wanita India memerlukan emas sebagai perhiasan seperti yang tergambar pada film India. Wanita India umumnya menggunakan emas dalam jumlah yang tak sedikit. Selanjutnya ada negara Amerika Serikat yang banyak memilih emas sebagai Investasi. Karena tingkat resiko yang rendah serta berbagai keuntungannya, tak heran jika banyak investor di berbagai negara yang memilih emas sebagai aset investasi.