Perhiasan dan Kelas Sosial: Sebuah Pandangan yang Perlahan Luntur di Era Kini
Semar Nusantara2025-10-27T18:51:51+07:00Perhiasan tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia sebagai item fashion yang mempunyai beragam fungsi di dalamnya. Kehadirannya sudah ada sejak masa epipaleolitik atau sekitar 6500 tahun lalu yang mana materialnya terbuat dari benda-benda alam seperti kulit binatang atau bagian pepohonan.
Namun seiring berkembangnya waktu, banyak juga perhiasan yang terbuat dari logam seperti penemuan situs arkeologi Harappa dan Mohenjo Daro. Di situs tersebut, kamu dapat melihat cincin dan anting emas hasil karya peradaban ribuan tahun lalu. Fungsi perhiasan yang bisa dilihat dari jaman purba ini lebih condong ke religius yang mana mereka menggunakan perhiasan sebagai jimat perlindungan diri dan keperluan prosesi ritual keagamaan.
Kemudian dari waktu ke waktu, produksi perhiasan semakin meningkat dan menunjukan keberadaanya dalam status sosial. Dulu di era kuno, zaman kekuasaan Firaun, perhiasan dijadikan sebagai media kekuasaan untuk menunjukan tahta seseorang. Adanya fakta tentang liontin populer kala di jaman Mesir Kuno yang bernama Eye of Horus menunjukan seberapa besarnya peran perhiasan sebagai penanda status sosial melebihi seni estetikanya.
Lalu di era Kekaisaran Romawi, ada sebuah perhiasan bernama Torc, sebuah kalung melingkar kaku dengan centerpiece kepala hewan. Torc ini tidak boleh digunakan sembarangan, hanya kalangan tertentu saja seperti raja. Kemudian di Indonesia seperti Majapahit maupun Mataram, perhiasan juga dikenakan oleh kalangan-kalangan atas utamanya golongan darah biru. Di masa itu, perhiasan selain menunjukan status kebesaran, ia juga berpengaruh terhadap lambang kekuasaan.

Simbolitas ini pun ternyata masih berlanjut hingga di abad pertengahan yang mana banyak muncul perhiasan berdersain rumit dan menunjukkan status sosial di masanya. Contohnya pada abad ke 15, kalung hadir sebagai simbol kebangsawanan yang dihias dengan dekorasi mewah seperti mutiara dan berlian. Contoh simbol yang paling mencolok di era ini yaitu kalung mutiara Ratu Elizabeth 1.
Begitupun jika melihat abad 18, era yang melahirkan desain baru dalam dunia perhiasan. Perhiasan kala itu banyak yang bernuansa feminim dan romantis yang mengacu pada style coquette. Desain perhiasan era ini lebih rumit dan ditandai dengan adanya ornamen pita, bunga, dan renda sebagai ciri khasnya. Orang-orang pada masanya menggunakan perhiasan sebagai simbol kelas sosial dan golongan aristokrat di dukung oleh melimpahnya pasokan batu berlian.
Hingga di abad ke 20, perhiasan tidak lagi diberi batasan siapa saja penggunanya. Era ini perhiasan lebih berkembang pesat dan mengalami banyak sekali pergeseran fungsi di dalamnya seperti simbol sentimental, kasih sayang, hingga penghargaan terhadap kehadiran seseorang. Malah tak jarang, perhiasan yang diberi taburan berlian di desain khusus oleh para pengrajin sebagai bagian dari perayaan kesuksesan seorang wanita atau bisa dibilang self reward. Kemunculan desain yang futuristik dan juga modern seakan mendobrak batasan sosial terhadap aturan klasik perhiasan, status sosial. Setiap detailnya mencerminkan bagaimana perhiasan menegaskan kefleksibelan pengguna, ekspresi diri, dan penyaturan nilai tradisi serta modern di dalamnya.
Kamu pun bisa melihat bagaimana ramainya transaksi perhiasan di toko-toko online ataupun offline, paling mudah lihatlah di cabang offline Semar Nusantara. Di sana banyak pelanggan yang berasal dari berbagai golongan dari anak muda hingga wanita dewasa membeli dan menggunakan perhiasan koleksi kami. Dengan pilihan desain yang makin inovatif, menghadirkan pilihan beragam gaya perhiasan untuk mengekspresikan diri pelanggan kami.
Kamu bisa mengetahui beragam rupa koleksi kami di instagram @semarnusantara.