Pergerakan Harga Emas Masih Belum Menentu Jelang Rapat Kebijakan The Fed
Semar Nusantara2022-10-26T07:35:17+07:00Dalam beberapa pekan kedepan, harga emas diperkirakan akan ke dua arah yang berlawanan, artinya emas masih akan naik dan turun. Hal ini disebabkan oleh ancaman resesi serta kebijakan agresif bank sentral Amerika Serikat.
Senin (24/10/2022), harga emas berada di posisi US$ 1.648,8 per troy ons, melandai 0,47% dari perdagangan sebelumnya. Pada Selasa (25/10/2022) pagi, emas mendapat angin segar dengan penguatan 0,19% ke posisi US$ 1.651,95 per troy ons. Dalam sepekan harga emas menguat tipis 0,007% secara point to point. Dalam sebulan harganya menguat 0,19% sementara dalam setahun sudah turun sebesar 8,6%.
Harga emas menjadi volatil karena investor emas masih menunggu kebijakan The Fed. Mereka ingin mendapatkan gambaran yang jelas bagaimana kebijakan The Fed berdampak pada perlambatan ekonomi. The Fed sendiri akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 1-2 November mendatang. Pasar berekspektasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis point (bps) di bulan depan.
Sementara di sisi lain, ancaman resesi terus menguat. Sebuah survei menunjukkan jika aktivitas bisnis Amerika Serikat sudah terkontraksi selama empat bulan beruntun hingga Oktober. Hal ini bisa dijadikan sinyal bahwa ekonomi Amerika Serikat bisa melambat kedepan. Skenario Goldman Sachs menunjukkan jika terjadi resesi dalam emas bisa meroket ke US$ 2.500 per troy ons. Sebaliknya, jika The Fed melanjutkan kebijakan ultra hawkish, emas bisa ambles ke posisi US$ 1.500 per troy ons.
Semar Gold berada di harga Rp 853.000 dengan harga pembelian kembali atau buyback ditetapkan Rp 827.000 pada Senin (24/10/2022). Harga Semar Gold mengalami penurunan tipis pada perdagangan Selasa (25/10/2022) di harga Rp 852.000 dan buyback Rp 826.000. Harga terkini Semar Gold bisa dilihat melalui website Semar Nusantara.