Kuatnya Data Ekonomi Amerika Serikat Bikin Emas Makin Tenggelam
Semar Nusantara2023-08-16T13:28:08+07:00Pada penutupan perdagangan Selasa (08/8/2023), emas melemah 0,33% di posisi US$ 1.901,56 per troy ons. Dalam dua hari terakhir, harga sang logam mulia sudah ambruk 0,62%. Tren negatif emas masih berlanjut pada pagi ini, Rabu (16/8/202) harga emas berada di posisi US$ 1.901,19 per triy ons atau turun 0,02%. Posisi ini sekaligus menjadi yang terendah dalam lima bulan terakhir.
Pelemahan harga emas dipengaruhi oleh data penjualan ritel Amerika Serikat (AS) yang sangat kencang. Penjualan ritel AS meningkat 0,7% (month to month) dan terbang 3,2% (year on year) pada bulan Juli. Penjualan ini menjadi yang tertinggi selama lima bulan terakhir.
Kencangnya data penjualan ritel menjadi kekhawatiran bagi pelaku pasar. Data tersebut menjadi sinyal kencangnya inflasi ke depan. Masih tangguhnya data ekomoni AS ini membuat pasar meyakini jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan kebijakan ketatnya.
Jika The Fed masih sulit melunak, pada akhirnya kondisi ini akan melambungkan dolar AS. Menguatnya dolar AS membuat sang logam mulia tidak menarik lagi karena semakin tidak terjangkau untuk dibeli. Saat ini pelaku pasar juga masih menunggu risalah Federal Open Market Committee (FOMC) juli yang akan keluar pada Rabu waktu AS. Hasil ini diharapkan bisa menjadi petunjuk mengenai kebijakan suku bunga The Fed ke depan.
Sementara itu, harga Semar Gold sedikit membaik pada pagi ini. Pada perdagangan kemarin, Selasa (15/8/2023) harga Semar Gold 24K berada di Rp991.000 dengan harga pembelian kembali atau buyback ditetapkan Rp932.000.
Harga Semar Gold 24K naik tipis RP2.000 menjadi Rp993.000 dengan buyback Rp933.000 pada perdagangan hari ini, Rabu (16/8/2023). Harga terkini Semar Gold bisa dilihat melalui Website Semar Nusantara.