Ini Dia Jenis Mutiara yang Paling Berkualitas Untuk Perhiasan

Sebagai pecinta perhiasan, salah satu yang tak boleh ketinggalan menjadi koleksi kamu adalah perhiasan mutiara. Mengenakan perhiasan mutiara memang bisa memberikan kesan anggun. Perhiasan mutiara yang klasik bisa dijadikan cincin, anting, atau gelang yang bertahan dalam waktu yang sangat lama.

Perhiasan yang satu ini merupakan salah satu perhiasan mahal loh, Sobat Asmara. Pada jaman dulu, mutiara didapatkan dengan cara menyelam ke dasar laut. Para penyelam pada waktu itu tidak memiliki alat khusus untuk bertahan di dasar laut. Sehingga tak sedikit penyelam yang akhirnya meninggal karena kehabisan oksigen. Karena itulah, mutiara pada masanya merupakan perhiasan istimewa yang memiliki nilai prestise tersendiri.

Seiring berjalannya waktu serta adanya kecanggihan teknologi, mendorong produksi perhiasan mutiara semakin banyak. Apalagi perhiasan yang awalnya banyak digunakan oleh kaum bangsawan ini, kini sudah banyak dikenakan oleh berbagai kalangan. Perlu Sobat Asmara ketahui, jika mutiara yang biasa digunakan untuk perhiasan terdapat dua jenis yaitu mutiara alami serta mutiara budidaya.

Mutiara Alami vs Mutiara Budidaya

Mutiara alami merupakan mutiara yang terbentuk di tiram atau molusca secara alami. Bahan utama pembentuk mutiara adalah pasir yang masuk ke dalam cangkang tiram. Pencampuran nacre, senyawa pelindung bagian dalam tiram dan remis dengan pasir akan menghasilkan mutiara. Proses ini memakan waktu yang sangat lama hingga bertahun-tahun.

Bermula dari ketersediaan stok butir mutiara laut asli pada saat itu sudah mulai sulit ditemui atau stoknya sudah mulai berkurang. Sedangkan dari waktu ke waktu minat dan permintaan mutiara semakin bertambah. Ilmuan Jepang bernama Mikimoto mempraktekkan budidaya mutiara pertama kali  pada tahun 1943.

Mikimoto harus melalui proses panjang uji coba penelitian untuk menghasilkan butir mutiara hingga akhirnya berhasil menemukan teknik Pearl Cultured. Pembudidayaan mutiara secara modern ini bertujuan memangkas waktu produksi menjadi sekitar 4 tahun. Awalnya untuk menghasilkan sebuah mutiara dibutuhkan waktu 40 tahun. Hingga kini budidaya mutiara sudah sangat berkembang termasuk di Indonesia.

Sobat Asmara mungkin bertanya-tanya, manakah mutiara yang lebih baik? Sebenarnya, kedua jenis mutiara ini baik alami maupun budidaya cukup identik dalam penampilan dan komposisi. Berbedaan satu-satunya hanya terletak pada asal dan harganya. Tetapi mutiara alami mungkin akan lebih banyak diinginkan karena merupakan produk alami yang memiliki nilai prestise.

Mutiara Air Tawar vs Mutiara Air Asin

Semua mutiara dikategorikan menjadi dua jenis yaitu mutiara air tawar dan mutiara air asin. Mutiara air asin umumnya dianggap lebih unggul diantara keduanya. Mutiara jenis ini terbentuk oleh tiram di lautan dan dipanen secara populer di daerah Australia, Tahiti, Thailand, hingga Indonesia. Mutiara air asin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terbentuk, memiliki kilau yang lebih baik, serta kualitas yang lebih tinggi. Namun mereka juga memiliki harga yang lebih mahal.

Sedangkan mutiara air tawar di tanam dalam molusca di danau dan sungai. Budidaya ini banyak dilakukan di berbagai negara seperti Cina, India, AS, dan Jepang. Mutiara air tawar membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk terbentik dan lebih berlimpah. Mutiara air tawar tidak berkilau dan umumnya lebih kecil dari mutiara air asin, tetapi harganya jauh lebih terjangkau.

Rekomendasi Perhiasan Mutiara