Harga Emas Melemah dalam Sepekan Terakhir, Peningkatan Kasus Covid-19 China Jadi Pemicu
Semar Nusantara2022-11-22T21:47:53+07:00Pada perdagangan Selasa (22/11/2022) pagi, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.737,22 per troy ons. Harga emas melandai 0,04% dan sudah melemah selama sepekan terakhir. Dalam sepekan harga emas turun 2,3% secara point to point. Dalam sebulan harganya masih menguat 4,9% sementara dalam setahun sudah anjlok 3,8%.
Kebijakan ketat suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) dan The Federal Reserve (The Fed) serta kenaikan kasus Covid-19 di China menjadi penyebab meredupnya harga emas. Pada Minggu (20/22/2022), China melaporkan penambahan kasus sebanyak 26.824 kasus infeksi lokal. Selain itu, Beijing melaporkan kasus kematian pertamanya akibat Covid-19. Kasus kematian tersebut merupakan yang pertama kali terjadi sejak Mei 2022.
China merupakan pasar utama dari logam mulia. Jika negeri tirai bambu ini terus memberlakukan kebijakan lockdown maka akan memberatkan pergerakan emas. Minat belanja dan investasi masyarakat China akan terus melemah. Di sisi lain, pelaku pasar tengah menunggu risalah Federal Open Market Committee (FOMC) Oktober lalu. Risalah ini diharapkan dapat memberikan sinyal yang lebih jelas mengenai kebijakan suku bunga acuan The Fed kedepan.
Pasar berekspektasi The Fed hanya akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada Desember. Namun, sebagian dari pelaku pasar juga melihat adanya kemungkinan jika The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps.
Sementara harga Semar Gold juga turut melandai sejak pekan lalu. Pada perdagangan Senin (21/11/2022), harga Semar Gold berada di Rp 897.000 dengan harga pembelian kembali atau buyback ditetapkan Rp 870.000. Pada perdagangan Selasa (14/11/2022), Semar Gold mengalami penurunan tipis sebesar RP.1000 di harga Rp 896.000 dan buyback Rp 869.000. Harga terkini Semar Gold bisa dilihat melalui Website Semar Nusantara.