Harga Emas Anjlok Sampai 2% Setelah Powell Terus Terang Soal Suku Bunga
Semar Nusantara2023-03-08T21:31:05+07:00Bunga
Pada perdagangan Selasa (7/3/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.813,52 per troy
ons. Harga emas anjlok hampir 2%. Pelemahan ini merupakan yang terbesar sejak 3
Januari 2023 ketika emas melemah 2,45%. Pada perdagangan Rabu (8/3/2023) pagi,
harga emas menguat tipis 0,03% di posisi US$ 1.814,04 per troy ons.
Sang logam mulia langsung tumbang setelah Chairman bank sentral Amerika Serikat
(AS) The Federal Reserve (The Fed) Jeromee Powell menggelar sesi dengar pendapat
dengan Senat Komite Perbankan AS pada Selasa malam.
“Data ekonomi terkini menunjukkan ekonomi lebih kuat dibandingkan yang
diperkirakan. Ini mengindikasikan kenaikan suku bunga sepertinya akan lebih besar
dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya,” tutur Powell dikutip dari Reuters.
Pernyataan ini langsung membuat pelaku pasar emas kaget. Pernyataan tersebut
dinilai sangat terang-terangan dan agresif. Mereka memang sudah menduga Powell
akan mengingatkan tentang pentingnya menjaga inflasi dan kemungkinan kenaikan
suku bunga. Diketahui Powell juga akan kembali menyampaikan testimoni di depan
kongres Rabu (8/3/2023) malam.
Kebijakan moneter yang ketat akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang
pemerintah AS. Kondisi ini tentu saja bukanlah hal yang baik untuk pergerakan harga
emas. Penguatan dolar AS akan membuat emas semakin mahal dan tidak terjangkau.
Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga sang logam mulia akan kalah saing
dengan surat utang pemerintah AS.
Sementara itu, harga Semar Gold pagi ini menguat tipis mengikuti harga emas dunia.
Pada perdagangan Selasa (7/3/2023) harga Semar Gold berada di Rp 926.000 dengan
harga pembelian kembali atau buyback ditetapkan Rp 898.000. Harga Semar Gold
naik tipis sebesar RP 2.000 di harga Rp 928.000 dan buyback Rp 900.000 pada
perdagangan Rabu (8/3/2023). Harga terkini Semar Gold bisa dilihat melalui Website
Semar Nusantara.