Disinflasi Sudah Dimulai, Harga Emas Kembali Menguat
Semar Nusantara2023-02-09T10:43:58+07:00Pidato Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell disambut baik oleh pelaku pasar. Hal ini membuat emas kembali merangkak naik. Pada penutupan perdagangan Selasa (7/2/2023), emas menguat 0,35% dan ditutup di posisi US$ 1.873,81 per troy ons. Sang logam mulia juga menguat sebesar 0,09 % di pehari sebelumnya. Namun, harga emas melandai 0,12% pagi ini. Pada Rabu (8/2/2023), emas berada di posisi US$ 1.871,51 per troy ons.
Emas kembali naik karena pasar meyakini jika The Fed akan mengurangi kebijakan agresifnya. Pelaku pasar sempat khawatir The Fed akan kembali melanjutkan kebijakan agresifnya setelah data tenaga kerja AS menunjukkan data penambahan jumlah yang lebih tinggi dari proyeksi pada Januari 2023.
Tingkat pengangguran AS pada Januari tercatat 3,4% atau yang terendah sejak tahun 1969. Tingkat pengangguran ini juga lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yaitu 3,6%. Kekhawatiran ini membuat emas anjlok 2,4% pada Jumat pekan lalu.
Seperti yang diketahui, Powell menegaskan bahwa proses disinflasi sudah dimulai. Pernyataan tersebut disampaikan secara langsung di Economic Club of Washington pada Selasa siang (7/2/2023) waktu setempat. Proses disinflasi berarti laju kenaikan harga yang lebih rendah dari sebelumnya. Pasar melihat inflasi di AS sudah mencapai puncak, dan kini dalam tren penurunan. Dengan demikian, The Fed diharapkan akan melonggarkan kebijakan moneternya.
Sementara harga Semar Gold melandai tipis mengikuti harga emas dunia. Pada perdagangan Selasa (7/2/2023) harga Semar Gold berada di Rp 931.000 dengan harga pembelian kembali atau buyback ditetapkan Rp 903.000. Harga Semar Gold turun sebesar RP 2.000 di harga Rp 929.000 dan buyback Rp 901.000 pada perdagangan Rabu (8/2/2023). Harga terkini Semar Gold bisa dilihat melalui Website Semar Nusantara.