Berhasil Tembus US$ 1.900 Per Troy Ons, Emas Diperkirakan Turun Dalam Pekan Ini
Semar Nusantara2023-01-18T13:06:44+07:00Dalam tiga hari terakhir harga emas terus melemah. Pada penutupan perdagangan Selasa (17/1/2023), emas melandai 0,5% di posisi US$ 1.908,39 per troy ons. Pada perdagangan pagi ini, Rabu (18/1/2023), harga emas juga nyaris tidak bergerak bahkan melemah tipis 0,006% ke posisi US$ 1.908,27 per troy ons. Pelemahan ini memperpanjang tren negatif emas selama tiga hari terakhir dengan total penurunan 0,62%.
Pelemahan ini juga berbanding terbalik dengan harga emas pekan lalu. Pada perdagangan kamis dan Jumat pekan lalu, sang logam mulia terbang 2,34%. Emas bahkan mampu menembus level psikologis US$ 1.900 per troy ons untuk pertama kalinya sejak April 2022.
Harga emas melemah karena sudah overprice, dimana trader membeli emas secara besar-besaran setelah pengumuman inflasi Amerika Serikat (AS) pekan lalu sehingga harganya diatas seharusnya. Sebagai informasi, pasar emas langsung bergairah begitu AS mengumumkan inflasi mereka melandai ke 6,5% (year on year) pada Desember 2022 dari 7,1% (year on year) pada November.
Selain itu, pemicu lain melandainya harga emas adalah melambatnya perekonomian China. Seperti yang diketahui, China merupakan konsumen terbesar emas di dunia, sehingga pertumbuhan ekonomi Tiongkok sangat menentukan harga emas. Pada Selasa (17/1/2023), Biro Statistik Nasional China mengumumkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok sepanjang tahun 2022 tercatat 3%, dimana angka tersebut meleset dari target yang ditetapkan pemerintah yaitu sebesar 5,5%.
Sementara harga Semar Gold juga turut melandai mengikuti harga emas dunia. Pada perdagangan Selasa (17/1/2023) harga Semar Gold berada di Rp 945.000 dengan harga pembelian kembali atau buyback ditetapkan Rp 917.000. Harga Semar Gold mengalami penurunan sebesar RP 2.000 di harga Rp 943.000 dan buyback Rp 915.000 pada perdagangan Rabu (18/1/2023) pagi. Harga terkini Semar Gold bisa dilihat melalui Website Semar Nusantara.