5 Mitos Larangan Pernikahan Menurut Adat Jawa, Percaya atau Tidak?
Semar Nusantara2024-06-19T16:53:03+07:00Pernikahan merupakan momen sakral yang lebih dari sekedar pesta. Dalam tradisi Jawa, ada banyak hal yang perelu diperhatikan sebelum menikah, seperti menentukan tanggal pernikahan terbaik. Pertemuan keluarga untuk menentukan hari baik biasanya dilakukan oleh mereka yang masih mempercayai adat tradisional Jawa. Jika memilih tanggal yang kurang tepat, hal buruk bisa saja terjadi. Selain itu, masih ada juga beberapa mitos larangan terkait pernikahan menurut adat Jawa yang masih dipercaya. Apa saja? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Larangan Menikah di Bulan Suro
Bulan Suro atau bulan Muharram adalah waktu yang sebaiknya dihindari untuk melangsungkan pernikahan menurut adat jawa. Mengapa demikian? Masyarakat Jawa menghindari bulan ini karena dianggap sebagai bulan yang suci. Konon katanya di bulan Suro Nyi Roro Kidul ada perayaan yang melarang masyarakat mengadakan pesta supaya tidak mendatangkan sial atau musibah.
Perhitungan Weton
Mitos ini mungkin menjadi salah satu mitos budaya Jawa yang sangat terkenal. Perhitungan weton memiliki peran yang sangat penting dalam budaya Jawa, terutama dalam konteks pernikahan. Terdapat weton-weton tertentu yang dianggap tidak cocok dipersatukan dalam ikatan pernikahan. Biasanya, sebelum memberikan restu, orang tua akan melakukan perhitungan weton antara kedua calon pengantin. Jika ternyata weton tiodak sejalan, maka sebaiknya pernikahan dibatalkan untuk menghindari nasib buruk.
Larangan Pernikahan Anak Pertama dengan Anak Ketiga
Pernikahan antara anak pertama dengan anak ketiga sering disebut dengan istilah siji karo telu. Pernikahan ini diharamkan dalam tradisi Jawa karena diyakini tidak akan membawa kebahagiaan dan bisa menimbulkan kesialan seperti perceraian. Jadi, Sobat Asmara adalah anak pertama dan pasanganmu anak ketiga atau sebaliknya, maka kamu mungkin perlu berjuang lebih keras untuk mendapatkan restu apalagi jika orang tuamu masih memegang erat adat Jawa.
Rumah Pasangan Berjarak Dekat atau Berhadapan
Apakah rumah pasangan Sobat Asmara hanya berjarak 5 langkah? Atau ternyata rumah kalian berseberangan? Jika memang begitu, sebaiknya kamu dan pasangan perlu memikirkan kembali niat untuk melangsungkan pernikahan. Sebab, menurut kepercayaan Jawa jika rumah saling berdekatan atau berhadapan, maka pernikahan dapat mengalami hambatan jika terus dipaksakan.
Rumah Pasangan Dekat dengan Rumah Ipar
Jika rumah pasangan berdekatan dengan kakak atau ipar, kemungkinan besar kamu akan sering bertemu dan berkunjung ke rumah saudara iparmu. Menurut kepercayaan Jawa, jika kamu menikah dengan pasangan yang satu kampung dengan kakak dan iparmu, ada kepercayaan bahwa salah satu orang tuamu akan meninggal.
Itulah 5 mitos larangan pernikahan menurut adat Jawa. Apakah Sobat Asmara dan keluarga juga mempercayainya? Kepercayaan ini tergantung pada individu masing-masing. Kebanyakan hal tersebut sudah menjadi bagian dari budaya dan kebiasaan masyarakat Jawa. Bicara mengenai pernikahan, ada satu benda wajib yang harus ada, yaitu cincin pernikahan. Cincin merupakan lambang cinta kasih serta simbol dari sebuah ikatan hubungan.
Karena cincin tunangan mempunyai makna yang mendalam dan simbol cinta yang abadi, jangan sampai kamu salah pilih cincin untuk momen sakral dalam hidupmu. Untuk cincin tunangan berlian kamu bisa percayakan kepada Vowever. Vowever merupakan koleksi cincin tunangan dan cincin kawin berlian dari Diamond Pavilion. Kamu dan pasangan bisa melihat koleksi cincin berlian terbaiknya di @vowever.id melalui aplikasi instagram.
Sedangkan bagi kamu yang lebih memilih menggunakan cincin emas, cincin tunangan dari Semar Nusantara Bridal bisa menjadi pilihan yang tepat. Koleksi cincin emas terbaiknya bisa kamu lihat di instagram @semarnusantarabridal. Masalah kualitas tak perlu diragukan lagi. Semar Nusantara adalah pilihan sempurna bagi kamu dan pasangan.